Pages

Sabtu, 19 Desember 2015

Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&B


RANGKUMAN
 
BAB 12
INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A.    Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai istrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh pebeliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti itu sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Menurut Nassution (1998) peneliti sebagai instrumen peneitian serai untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
b.      Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c.       Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu intstrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.
d.      Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusi tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kitaperlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e.       Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
f.       Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.
g.      Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan.

B.     Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maa peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data tang ditetapkan.
1.      Pengumpulan data dengan Observasi
a.       Macam-macam Observasi :
1)      Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.
2)      Observasi Terus Terang atau Tersamar
Dalam penelitian ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi, yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.
3)      Observasi tak berstruktur
Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak mempersiapkan secara sistematis apa yang  akan diobservasi.
b.      Manfaat Observasi
Menurut Patton dalam Nasution (1988), manfaat observasi adalah sebagai berikut :
1.      Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.
2.      Dengan obserbasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya.
3.      Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,  khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
4.      Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
5.      Melalui pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.
c.       Obyek Observasi
Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradly dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas).
d.      Tahapan Observasi
1)      Obserrvasi deskriptif
Obsrvasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi soaial tertentu sebagai objek penelitian.
2)      Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu.

3)      Observasi terseleksi
Pada tahap  observasi ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci.

2.      Pengumpulan data dengan wawancara/ interview
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
a.      Macam-macam Interview/wawancara
Esterberg (2002) mengemukakan beberpa macam wawancara, yaitu  wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.
1)      Wawancara terstruktur (Structured interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.  Oleh karena itu pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
2)      Wawancara semiterstruktur (Semistructure Interview)
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka.
3)      Wawancara tak berstruktur (Instructured interview)
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
b.      Langkah-langkah wawancara
Lincoin dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan  wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu :
1.      Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2.      Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3.      Mengawali atau membuka alur wawancara
4.      Melangsungkan alur waancara
5.      Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6.      Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
7.      Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
c.       Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara
Patton dalam Moleong (2002) menggolongkan enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan yaitu :
1)      Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
2)      Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
3)      Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
4)      Pertanyaan tentang pengetahuan
5)      Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
6)      Pertanyaan yang berkaitan  dengan latar belakang atau demografi


d.      Alat-alat wawancara
Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan alat-alat sebagai berikut :
1.      Buku catatan, berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.
2.      Tape recorder, berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaran
3.      Camera, untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data.
e.       Mencatat hasil wawancara
Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai melakukan wawancara agar tidak lupa bahkan hilang. Karena wawancara dilakukan secara terbuka dan tidak berstruktur, maka peneliti perlu membuat rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara.
3. Teknik pengumpulan data dengan dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya cacatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar patung, film, dan lain-lain.
4.  Triangulasi
           Dalam tekni pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dan sumber yang sama.
Buku yang dirangkum :
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&B. Bandung : Penerbit Alfabeta.

0 komentar:

Posting Komentar