RANGKUMAN
BAB 12
INSTRUMEN DAN TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
A. Instrumen
Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau
alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai
istrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh pebeliti kualitatif siap
melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap
peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode
penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan
peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun
logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti itu sendiri, melalui
evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan
teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal
memasuki lapangan.
Menurut Nassution (1998) peneliti sebagai instrumen
peneitian serai untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap
segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak
bagi penelitian.
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap
semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu
intstrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi,
kecuali manusia.
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusi tidak
dapat difahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kitaperlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data
yang diperoleh.
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil
kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.
g. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang
bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi
agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak
dihiraukan.
B. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maa peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data tang ditetapkan.
1.
Pengumpulan data dengan Observasi
a. Macam-macam Observasi :
1) Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi
partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.
2) Observasi Terus Terang atau Tersamar
Dalam penelitian ini, peneliti dalam melakukan
pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang
melakukan penelitian. Jadi, yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir
tentang aktivitas peneliti.
3) Observasi tak berstruktur
Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak
mempersiapkan secara sistematis apa yang
akan diobservasi.
b. Manfaat Observasi
Menurut Patton dalam Nasution (1988), manfaat observasi
adalah sebagai berikut :
1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu
memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat
diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.
2. Dengan obserbasi maka akan diperoleh pengalaman langsung,
sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak
dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya.
3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang
kurang atau tidak diamati orang lain,
khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap
“biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang
sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat
atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
5. Melalui pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya
mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan
merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.
c. Obyek Observasi
Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang
diobservasi menurut Spradly dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga
komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas).
d. Tahapan Observasi
1) Obserrvasi deskriptif
Obsrvasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki
situasi soaial tertentu sebagai objek penelitian.
2) Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu suatu
observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu.
3) Observasi terseleksi
Pada tahap
observasi ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga
datanya lebih rinci.
2.
Pengumpulan data dengan wawancara/ interview
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam.
a.
Macam-macam Interview/wawancara
Esterberg (2002) mengemukakan beberpa macam wawancara,
yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan
tidak terstruktur.
1) Wawancara terstruktur (Structured
interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
2) Wawancara semiterstruktur (Semistructure Interview)
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam
pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara
lebih terbuka.
3) Wawancara tak berstruktur (Instructured interview)
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
b.
Langkah-langkah wawancara
Lincoin dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada
tujuh langkah dalam penggunaan wawancara
untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu :
1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan
3. Mengawali atau membuka alur wawancara
4. Melangsungkan alur waancara
5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan
mengakhirinya
6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah
diperoleh.
c.
Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara
Patton dalam Moleong (2002) menggolongkan enam jenis
pertanyaan yang saling berkaitan yaitu :
1) Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
2) Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
3) Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
4) Pertanyaan tentang pengetahuan
5) Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
6) Pertanyaan yang berkaitan
dengan latar belakang atau demografi
d.
Alat-alat wawancara
Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan
peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber
data, maka diperlukan alat-alat sebagai berikut :
1. Buku catatan, berfungsi untuk mencatat semua percakapan
dengan sumber data.
2. Tape recorder, berfungsi untuk merekam semua percakapan
atau pembicaran
3. Camera, untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan
dengan informan/sumber data.
e.
Mencatat hasil wawancara
Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai
melakukan wawancara agar tidak lupa bahkan hilang. Karena wawancara dilakukan
secara terbuka dan tidak berstruktur, maka peneliti perlu membuat rangkuman
yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara.
3. Teknik pengumpulan data dengan dokumen
Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya cacatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen
yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar patung,
film, dan lain-lain.
4.
Triangulasi
Dalam tekni pengumpulan data,
triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dan sumber yang sama.
Buku yang dirangkum :
Sugiyono.2010.Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&B.
Bandung : Penerbit Alfabeta.