Pages

Selasa, 23 Desember 2014

Kelas Kata Bahasa Jawa ( Nomina)



a. Nomina (kata benda)
Nomina adalah kata yang menerangkan nama barang-barang secara kongkret dan abstrak (Padmosoekatjo, 1986: 108). Atau nomina (kata benda) dapat di definisikan secara semantis dan sintaksis. Secara semantis, nomina adalah jenis atau kategori kata leksikal yang mengandung konsep atau makna kebendaan baik yang bersifat konkret maupun abstrak. Contohnya: wong, kewan, pawarta, kautaman, kasunyatan.
Sedangkan secara sintaksis nomina mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  • Nomina dapat berangkai dengan kata ingkar dudu, tetapi tidak berangkai dengan ora.
  • Nomina dapat berangkai dengan adjektiva, baik secara langsung maupun dengan pronomina relatif sing atau kang.
  • Nomina dapat berangkai dengan nomina atau verba, baik secara pewatas atau modifikator.
  • Nomina dapat berangkai dengan pronomina persona atau dengan enklitik pronominal –ku, -mu, sebagai pewatas posesif.
Bentuk Nomina:
  • Nomina monomorfemis
Berdasarkan bentuknya, nomina monomorfemis digolongkan menjadi empat macam, yaitu:
(1)   nomina asal adalah nomina yang bentuknya belum berubah.
Contoh: bocah, godhong, guru, kembang, sedulur, watu.
(2)   nomina penggalan adalah nomina yang dibentuk dari pemendekkan nomina tunggal (monomorfemis) atau nomin akompleks (polimorfemis) dengan menghilangkan salah satu konstituennya atau lebih.
Contoh: mbah dari simbah; pak dari bapak; perpus dari perpustakaan.
(3)   nomina paduan adalah nomina yang dibentuk dari pemenggalan dua kata atau lebih yang dipadukan, tetapi tidak mempertahankan makna konstituen-konstituennya.
Contoh: bangjo (abang-ijo); budhe (ibu gedhe); pak lik (bapak cilik).
(4)   nomina akronim adalah nomina yang dibentuk dari gabungan huruf awal, gabungan suku kata, atau gabungan huruf dan suku kata sehingga membentuk nomina monomorfemios.
Contoh: Pangestu (Paguyuban Ngesthi Tunggal); burjo (bubur kacang ijo)

  • Nomina Polimorfemis
Nomina polimorfemis dibentuk melalui beberapa proses morfemis, yaitu:
(1)   proses afiksasi yang menghasilkan nomina berafiks. Nomina berafiks dibedakan menjadi 3 macam:
-          nomina berprefiks, contoh: panganggo (nganggo+pa-) ‘pakaian’
-          nomina bersufiks, contoh: tanduran (tandur+-an) ‘tanaman’
-          nomina berkonfiks, contoh: kamulyan (mulya_ka-/-an) ‘kebahagiaan’

(2)   proses pengulangan yang menghasilkan nomina ulang
-          nomina bentuk ulang dibedakan menjadi 3 macam:
-          nomina ulang penuh, contoh: asem-asem (sayur asem); kewan-kewan
-          nomina ulang parsial, contoh: pepalang; bebener; bebungah
-          nomina ulang semu, contoh: ali-ali; bolang-baling; ugel-ugel.

(3)   proses pamejemukan
nomina majemuk dibedakan menjadi 4 macam:
-          konstituen pembentuknya morfem asal+morfem asal, contoh: bapa biyung
-          konstituen pembentuknya morfem pangkal+morfem asal, contoh: tangga teparo ‘tetangga kanan kiri rumah’
-          konstituen pembentuknya morfem asal+morfem pangkal, contoh: panjer rina ‘bintang kejora’
-          konstituen pembentuknya morfem pangkal+morfem pangkal, contoh: suba cita ‘sopan santun’

(4)   proses kombinasi yang menghasilkan nomina kombinasi.
Nomina kombinasi dibedakan menjadi 2 macam:
Kombinasi antara proses afiksasi dan pengulangan
contoh: anak-anakan (anak-anak+-an) ‘boneka’
kombinasi antara proses afiksasi dan pemajemukan
contoh: abang birune ‘baik-buruknya’

Subkategori Nomina:
-         Berdasarkan kegandaan morfem pembentuknya, terdapat nomina monomorfemis dan nomina polimorfemis.
-                      Nomina tunggal dan tidak tunggal.
-                      Nomina generik dan spesifik.
-                      Nomina umum dan khusus.
-                      Nomina abstrak dan konkret.
-                      Nomina insani dan bukan insani.
-                      Nomina nama diri dan bukan nama diri.

Bentuk, Makna, dan Sistem Morfologi Nomina:
  • Nomina Murni
Yakni nomina (kata benda) yang asli dari kelasnya sendiri, tidak terbentuk dari kelas kata yang lain. Nomina ini berupa tembung lingga (L), dwilingga (DL), dwipurwa (DP) atau kombinasi dari masing-masing bentuk tersebut dengan imbuhan tertentu.
Contoh: meja, alun-alun, agama, pepalang, pangganjel, suketan, bandhulan, putra, polpenku.
  • Nomina Non Murni
Nomina non murni ada 3 macam yaitu :
  • Nomina de Verbal, contoh: pituduh, panulis, pangukur, gawean, lungguhan.
  • Nomina de Adjectival, contoh: kamulyan, pembarep, wewangi, petengan, pepayon, paitan, lelegian, ayune, jeroan, res-res.
  • Nomina de Numeralia, contoh: atusan, ewon, puluhan, prapatan, proliman, protelon.

0 komentar:

Posting Komentar