Reduplikasi
(Kata Ulang)
Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk
dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan
perubahan bunyi (Chaer, 1994: 182). Reduplikasi dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Reduplikasi parsial, yaitu proses morfemis yang
mengulang bentuk dasar secara sebagian. Dalam bahasa jawa tradisional,
reduplikasi ini dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Reduplikasi suku pertama (dwipurwa),yaitu proses
morfemis dengan mengulang bentuk dasar suku pertama.Contoh:
- R + lara = lelara ‘penyakit’
- R + tela = tetela ‘jelas’
- R + sotya = sesotya ‘permata’
- R + tuku = tetuku ‘membeli’
- R + resik = reresik ‘bersih-bersih’
2) Reduplikasi suku terakhir (dwiwasana),yaitu proses
morfemis dengan mengulang bentuk dasar suku terakhir. Contoh:
- R + cekik = cekikik ‘mengikik’
- R + celuk = celuluk ‘berkata’
- R + jeges = jegeges ‘tertawa terus’
- R + dengek = dengengek ‘melihat agak ke atas’
b) Reduplikasi penuh, yaitu proses morfemis yang
mengulang bentuk dasar secara penuh. Reduplikasi ini dibagi menjadi 2, yaitu:
1) Reduplikasi penuh tanpa variasi bunyi, contoh:
- R + bocah = bocah-bocah ‘anak-anak’
- R + dalan = dalan-dalan ‘jalan-jalan’
- R + mlaku = mlaku-mlaku ‘berjalan-jalan’
- R + omah = omah-omah ‘rumah-rumah’
- R + wong = wong-wong ‘orang-orang’
2) Reduplikasi penuh dengan variasi bunyi, contoh:
- R + sapa = sopa-sapa ‘selalu berkata siapa’
- R + mati = mota-mati ‘selalu padam/mati’
- R + mlaku = mloka-mlaku ‘ selalu berjalan’
- R + mangan = mangan-mangen ‘ selalu makan’
- R + undang = undang-undeng ‘ selalu memanggil’
0 komentar:
Posting Komentar